Scabies, Si Penggali Kulit

Kulit adalah salah satu bagian yang sensitif dari manusia. Tak pelak lagi beberapa penyakit bisa menempel di bagian ini. Beberapa minggu yang lalu, adik saya terkena penyakit kulit. Tidak hanya adik, selang beberapa hari setelah adik terjangkit, penyakit tersebut menular ke yang lain termasuk saya. Indikasinya seperti bentol di gigit nyamuk tetapi gatal yang luar biasa. Jika digaruk hanya hilang sementara, kemudian kembali gatal. Pada beberapa bagian bentolnya bisa membesar dan mengandung air. Sempat terpikir jika ini cacar, karena pada hari sebelumnya saya sempat mengantar teman yang cacar. Namun, ternyata bukan.

“Ini cuma alergi kok, jangan makan ini dulu y,” komentar yang hampir sama dari beberapa dokter umum (praktek) yang kami kunjungi. Namun, tak ada hasil. Padahal selama beberapa hari saya sudah mantang beberapa makanan enak, dapet dari kantor pula, haha. Akhirnya adik ke dokter spesialis kulit dan terjawab sudah misterinya. Scabies penyebabnya.

Scabies, bukan rabies ya, adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) Sarcoptes scabei, yang termasuk dalam kelas Arachnida. Tungau ini berukuran sangat kecil dan bersifat mikroskopis. Hal ini biasanya dibuktikan oleh dokter yang memeriksa dengan mikroskop. Penyakit scabies sering disebut kutu badan atau gudik. Penyakit ini sempet bikin heboh di rumah, selain karena kami baru pernah melihat infeksi yang separah ini (sampai menyebabkan luka) juga karena siklus hidup si kutu atau tungau yang sangat lama.

Penyakit ini juga mudah menular dari manusia ke manusia, dari hewan ke manusia dan sebaliknya. Scabies mudah menyebar baik secara langsung atau melalui sentuhan langsung dengan penderita maupun secara tak langsung melalui baju, seprai, handuk, bantal, air, atau sisir yang pernah dipergunakan penderita dan belum dibersihkan dan masih terdapat tungau sarcoptesnya. Oleh karena itu, kami sekeluarga jadi terkena penyakit karena tidak tahu penanganannya.

Jika kita tangani segera, ternyata mudah menaklukkan penyakit ini. Cukup merogoh kocek empat belas ribu rupiah kita sudah bisa membeli Scabicid Cream, ampuh setelah saya coba. Namun, kami sekeluarga baru mengetahui jenis penyakit dan obatnya kira-kira setelah sebulan lebih terjangkit. Sehingga adik, yang pertama kali tertular sepertinya sejak ia main ke lapangan mengalami infeksi yang parah. Beberapa bagian pada kaki tangan sudah menjadi luka besar. Dan tetap gatal karena si tungau masih berdiam dikulit. Sehingga secara tidak sadar kita akan terus menggaruk kulit yang didiami tungau walaupun sudah menjadi luka, biasanya pada malam hari.

Rasa gatal yang mucul disebabkan karena aktivitas sepasang kekasih tungau tersebut di kulit kita. Pada mulanya mereka hidup di permukaan kulit. Setelah mendapat pasangan dan terjadi kopulasi (perkawinan) yang masih di atas kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup dalam terowongan yang digali oleh yang betina. Tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan dalam stratum korneum, dengan kecepatan 2  -3 milimeter sehari dan sambil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50 .

Betina yang telah dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya. Telurnya akan menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat juga keluar. Setelah 2 -3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8 – 12 hari. Itulah alasannya mengapa penyakit ini sangat lama sembuhnya.

Selain itu, yang lebih membuat menjengkelkan adalah wilayah serangan tungau. Makhluk ini senang menyerang daerah lipatan kulit seperti pada sela-sela jari, pinggir jari, pergelangan tangan dan pinggir telapak tangan, siku, ketiak, mata kaki, selangkangan, skrotum, penis, labia dan areola pada wanita. Untuk daerah yang berkulit (cukup) tebal seperti tangan dan kaki, kita bisa menggunakan Scabid Cream yang saya rekomendasikan di atas. Namun, untuk daerah berselaput atau daerah tipis ada baiknya cari obat yang lebih soft. Karena Scabicid cukup ‘hangat’ jika dioleskan di daerah tersebut. Kalau kami menggunakan obat dari dokter, Scabimite harganya lumayan lebih mahal tapi tidak ada reaksi pada kulit tipis.

Melihat cara penularannya yang sangat mudah, hanya dengan interkasi kulit atau sentuhan. Ada baiknya saat kita sudah merasakan gejala segera ditangani. Kulit yang terserang gatal segera dioleskan obat atau cream. Pakaian penderita harus dicuci bersih dan disetrika/gosok. Dan untuk seluruh barang yang digunakan penderita seperti kasur, selimut, dll ada baiknya dijemur di terik matahari agar mengusir/membunuh tungau. Selain itu, penanganan juga dilakukan pada orang sekitar (satu rumah), karena bisa saja penderita sudah sembuh tetapi karena masih ada tungau di rumah, yang lain baru terjangkit.

Ternyata penyakit yang kecil dan spele ternyata bisa sangat merepotkan jika kita tidak tangani. Semoga kita bisa lebih memperhatikan hal-hal kecil di sekitar kita. 🙂